About

Selamat Datang

Kamis, 10 Januari 2013

Ekstraksi (Koefisien Distribusi)

Ektraksi merupakan proses penarikan suatu zat terlarut dalam larutannya di dalam air. Oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi sendiri ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut (Soebagio, 2005).

Ektrasi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut diantara dua  fasa cair yang tidak saling bercampur. Cukup diketahu bahwa zat-zat tertentu lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut yang lain (Setiono, 1985).

Bila suatu zat terlarut membagi diri menjadi dua cairan yang tidak campur ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fasa dalam keseimbangan. Nerst pertama kali memberi pernyataan yang jelas mengenai hukum distribusi.  Ketika pada tahun 1891 ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya menjadi antara dua cairan yang tidak dapat campur sedemikian rupa hingga angka banding konsentrasi pada keseimbangan adalah konstanta pada temperatur tertentu (Underwood, 2002).

Menurut hukum distribusi Nerst bila kedalaman dua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian solut dengan dengan perbandingan tertentu. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut adalah tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi yang dapat dinyatakan sebagai berikut (Soebagio, 2005):

KD = C2/C1 = C Organik/C air

Dimana KD : Ketetapan distribusi, C2, Co, C1, Ca adalah konsentrasi solut pada pelarut 1, 2 organik dan air (Soebagio, 2005).

Angka banding distribusi menyatakan perbandinga konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organik (Fasa Organik) dan pelarut air (Fasa Air) jika suatu zat terlarut itu senyawa x maka rumus angkan distribusi dapat ditulis (Soebagio, 2005):

D = Konsentrai Total senyawa X dalam fasa Oranik / Konsentrai Total Senyawa X dalam fasa air

Pada dasarnya koefiien distribusi dapat ditentukan apabila harga temperatur tetap. Dapat diketahu besar masing-masing konsentrasi gugus bersangkutan dalam pelarut yang di pakai. Misalnya Iodin (I2) larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam air pelarut organik seperti kloroform (CHCl3) atau karbon tetra klorida (CCl4). Apabil kedalam larutan Iodin kedalam air ditambahkan salah satu pelarut organik yang saling tidak bercampur dengan air tersebut, kemudian campuran larutan campuran di kocok dengan kuat akan terjadi distribusi Iodin antara kedua pealrut tersebut. Sebagia besar Iodin larut dalam pelarut oorganik. Hasil-hasil tersebut dapat di pakai dikemudian untuk menghitung harga Koefisien Distribusi Iod dalam sistem Organik atau air (Day, 2002).

Daftar Pustaka
Setiono, 1985. Kimia Analisis. Jakarta: Bumi Aksara
Soebagio. 2005. Kimia Analisis II. Malang: UM Press
Underwood. 1989. Analisi Kimia Kuantutatif

0 komentar:

Posting Komentar