UV-VIS
Warna-warna
yang Nampak dan fakta orang bisa melihat adlah akibat-akibat absorbs energy
oleh senyawa organic dan anorganik. Penangkapan energy matahari oleh tumbuhan
dalam proses fotosintesis adalah suatu aspek lain dan interaksi senyawa organic
dengan energy cahaya. Yang merupakan perhatian primer bagi ahli kimia organic
ialah fakta bahwa panjang gelombang pada sustu senyawa organic menyerap energy
cahaya, bergantung pada setruktur
senyawa itu. Oleh karena itu teknik-teknik spektroskopi dapat digunakan
untuk menentukan struktur senyawa yang tidak diketahui dan untuk mempelajari
karakteristik ikatan (dari) senyawa yang diketahui (Fesseden, 1986).
Senyawa
koordinasi atau senyawa kompleks dapat memiliki warna tertentu. Dimilikinya
warna tersebut akibat adanya transisi
electron yang terjadi pada daerah sinar
tampak (Vissible). Pada transisi ini electron pindah dari dari suatu term
dengan tingkt energy tertentu menuju ke term dengan tingkat energy yang lebih
tinggi (Effendy, 2010).
Serapan cahaya
oleh molekul dalam daerah spectrum ultraviolet bergantung pada struktur
elektronik dari molekul. Spektra ultraviolet dan terlihat dri senyawa-senyawa
organic berkaitan erat transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga
elektronik. Disebabkan karena hal ini, maka serapan radiasi
ultraviolet/terlihat sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik.
Transisi-transisi tersebut biasanya terjadi antara orbital ikatan antara
orbital ikatan atau orbital pasangan bebas dan orbital non ikatan tak jenuh
atau orbital anti ikatan. Panjang gelombang serapan adalah merupakan ukuran
dari pemisahan tingkatan-tingkatan tenaga dari orbital-orbital yang
bersangkutan. Pemisahan tenaga yang lebih tinggi diperoleh bila
electron-elektron dalam ikatan σ tereksitasi yang menimbulkan serapan dalam
daerah 120-200 nm. Daerah ini dikenal sebagai daerah ultraviolet vakum dan
relative tidak banyak memberikan keterangan. 200 nm eksitasi system
terkonjugasi π segera dapat diukur dan spectra yang diperoleh memberikan banyak
keterangan. Dalam praktek, spektrofotometri ultraviolet digunakan terbtas pada
system-sistem terkonjugasi (Sidohamadjojo, 1985).
- Electron π,σ, dan n
- Electron-elektron d dan f
- Transfer muatan electron
Trasisi yang
meliputi electron π,σ, dan n- elekron terjadi pada molekul-molekul organic dan
sebagian kecil anion anorganik. Molekul tersebut mengabsorbsi radiasi
elektromagnetik karena adanya electron valensi, yang tereksitasi ketingkat
energy yang lebih tinggi. Dan absorbs trjadi dalam daerah UV-Vakum (<185
mm). Sedangkan kromofor dengan energy eksitasi yang rendah mempunyai daerah absorbsi diatas 180 nm. Elektron dari
molekul organic yang mengabsorbsi meliputi electron yang digunakan pada ikatan
antara atom-atom dan elektro nonbonding atau electron tidak berpasangan yang
pada umumnya terlokalisasi. Transisi electron pada tingkat-tingkat energy
terjadi dengan mengabsorbsi radiasi sehingga menyebabkan terjadi transisi σ-σ*,
n-σ*, n-π* dan π-π*, dimana σ* dan π* adalah orbital atom anti ikatan sedangkan
n merupakan orbital tidak berikatan yang mempunyai energy diantara orbital ikat
dan anti ikatan (Khopkar, 1990).
Pelarut dapat
mempengaruhi transisi n→π*, dan π→π*. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan
kemampuan pelarut untuk mensolvasi antara keadaan dasar dengan keadaan
tereksitasi (Rohman,2010).
Tabel 2,1
Pergeseran-pergeseran
panjang gelombang aseton yang mengalami transisi n→π* dalam berbagai pelarut
(Sumber: Pavia et.el)
Pelarut
|
Air
|
Metanol
|
Etanol
|
Kloroform
|
Heksana
|
Λ (nm)
|
264,5
|
270
|
272
|
277
|
279
|
Dari table ini
dapat diketahui bahw aseton yang mengalami transisi n→π* akan mempunyai panjang
gelombang yang paling kecil jika dilarutkan dalam air (246,5) yang merupakan pelarut yang paling
polar pada table diatas, dan juga akan mempunyai panjang gelombang yang paling
besar jika dilarutkan dalam pelarut yag paling non polar. Hal sebaliknya akan
terjadi jika suatu senyawa yang mengalami transisi π→π* dilarutkan pada pelarut
yang paling polar dari serangkaian pelarut yang diuji, maka dalam pelarut yang
paling polar senyawa yang mengalami transisi π→π* akan mempunyai panjang
gelombang yang palin besar (Rohman, 2010).
Suatu
Spektrometer tersusun dari sumber spectrum tampak yang kontinu, monokromator,
sel pegabsorsi untuk lartan sampel atau blank dan suatu alat untuk mengukur
prbedaan absorbs antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 1990).
Daftar Pustaka
Effendy. 2010. Spektroskopi
UV/Vis Senyawa Koordinasi. Malang: UM Press
Fessenden.
1986. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Khopkar. 1990. Konsep
Dasar Kimia Aalitik. Jakarta: UI Press
Sastrohamidjojo,
H. 1990. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty
0 komentar:
Posting Komentar