About

Selamat Datang

Sabtu, 29 Desember 2012

Pengaruh Air Susu Ibu (ASI) terhadap kesehatan dan psikologis

Oleh Selvi Rina Angelia

Saat ini, iklan-iklan di media masa banyak memuat iklan susu instan, hal ini telah berhasil mengubah pola hidup umat islam yang seharusnya bersumberkan dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW yang mengajarkan tentang pola hidup yang sesuai dengan fitrah, dan menggantinya dengan pola hidup baru yang tidak sesuai dengan fitrah seperti diantaranya yakni menyusui anak dengan susu bubuk instan. Padahal seperti telah diketahui, ASI lebih memiliki banyak manfaat baik dari segi kesehatan maupun psikologis. Manfaat ASI yang sangat penting bagi perkembangan bayi ini, telah menjadi konsensus seluruh organisasi kesehatan di dunia yang menggencarkan gerakan “sadar ASI”, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Dalam hal ini sebenarnya Islam sendiri juga telah memberikan perhatian penting terhadap perawatan anak sebagai generasi penerus, bahkan Islam memberikan petunjuk teknis cara menyusui yang baik. Anjuran untuk memberikan ASI untuk bayi juga telah dijelaskan dalam hadist.

Keutamaan Air susu Ibu bagi bayi adalah makanan yang paling baik dan paling mudah diterimanya, karena merupakan bahan makanan yang fitrah bagi bayi. Bahkan ASI ini sangat penting bagi pertumbuhan jasmani dan rohani bayi. Air Susu Ibu memiliki banyak manfaat, baik dari segi kesehatan maupun dari segi psikologis:
  1. Dari segi kesehatan, ASI memberikan daya imunitas alami yang dibutuhkan anak dan membantu pembentukan tubuh yang kuat.
  2. Sedangkan dari segi psikologis, proses menyusui memberikan rasa tenang dan damai bagi si bayi. Hal ini akan membantu pertumbuhan jiwa anak normal. Sedangkan bayi yang diberi susu instan, akan lebih sedikit merasakan kehangatan dan kelembutan kasih sayang baru.
Anjuran memberikan ASI untuk Bayi dalam Al-Qur’an

Anjuran memberikan ASI untuk bayi telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi :

 وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةُ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودُُلَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالاً عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلاَدَكُمْ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآءَاتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ وَاتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرُُ

Yang memiliki makna yaitu: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesesangraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apayang kamu kerjakan.” (QS.Al-Baqarah:233)

Penafsiran dari penggalan arti surat Al-Baqarah ayat 233 : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”.
Ayat diatas memerintahkan kepada para ibu untuk menyusui bayi-bayi mereka dua tahun penuh. Memberikan air susu ibu (ASI) kurang dari dua tahun akan merugikan kepentingan bayi itu sendiri. Begitu juga memberikan air susu ibu (ASI) lebih dari dua tahun tidak begitu perlu bagi kepentingan tuntutan pertumbuhan jasmani bayi. Akan tetapi, bila berdasarkan musyawarah antara ayah dan ibu dinilai lebih besar manfaatnya, menyusui diperpendek sehingga menjadi kurang dari dua tahun, hal itu boleh dilakukan dan tidak ada dosa. Para dokter ahli kandungan dan kebidanan serta para ahli gizi sejauh ini berkampanye agar para ibu menyusui bayinya setidaknya sampai dua tahun. Hal ini membuktikan betapa benar seruan Allah agar para ibu menyusui bayinya dengan sempurna selama dua tahun penuh.Menyusui bayi selama dua tahun merupakan tugas ibu memenuhi tuntutan kebutuhan bayi secara sempurna. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut, pertumbuhan fisik dan mental bayi berkembang secara sehat. Untuk mengisi dan memenuhi tuntutan fisik dan mental bayi secara sehat, jalan utama yang harus dilakukan ibu sejak dini adalah menyusui bayinya sendiri dengan sempurna, yaitu dua tahun penuh.

Penafsiran dari penggalan arti surat Al-Baqarah ayat 233: “Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,maka tidak ada dosa atas keduanya” .
Ayat ini menjelaskan bahwa orang tua dibenarkan menyapih sebelum penyusuan anaknya genap dua tahun. Akan tetapi, mereka sangat dianjurkan menyempurnakan penyusuan tersebut selama dua tahun. Yang dimaksud dengan menyapih adalah menghentikan pemberian air susu ibu (ASI). Penyapihan ini biasa dilakukan dengan cara-cara tertentu, misalnya dengan mengoleskan minuman pahit pada puting susu ibu. Adapun cara lain yang digunakan oleh para ibu dimasyarakat yakni dengan datang kepada para kyai atau ulama’ untuk meminta do’a. Hal ini diperbolehkan karena tidak dilakukan dengan cara ghaib seperti meminta bantuan kepada jin,dewa. Masa menyapih bayi dan cara menyapihnya oleh Islam tidak diterapkan tuntunannya secara khusus. Para ibu dan orang tua boleh menetapkan sendiri cara-cara menyapih selama tidak menggunakan cara-cara yang terlarang. Begitu pula saat menyapih tidak ada upacara yang perlu dilakukan, bahkan terlarang melakukan upacara tertentu, walaupun yang memimpin seorang kyai ataupun ulama sekalipun. Islam sama sekali tidak mengatur upacara apapun dalam menyapih bayi. Sampai saat ini banyak anggapan bahwa jika anak disusui terus nantinya anak susah disapihnya. Atau banyak juga yang memberi anggapan anak akan menjadi tidak mandiri sehingga belum genap dua tahun penuh masa penyusuan sudah dilakukan penyapihan. Hingga saat ini tidak ada/belum ada penelitian yang membuktikan bahwa ada hubungan antara usia penyapihan dengan kemandirian anak. Kenyataan yang ada sering sekali orang merancukan/mencampur adukkan kedekatan orang tua dengan si anak, dengan manja atau kurang mandiri. Bukankah secara psikologis pada usia tersebut anak justru memangmembutuhkan kedekatan yang bagus dengan orangtuanya. Sementara itu banyak sekali anak yang disapih di usia lebih dari 1 atau 2 tahun tetap menjadi anak yang mandiri.

Anjuran kepada seorang ibu untuk menyusui sendiri (memberikan ASI-nya sendiri)
Penafsiran dari penggalan arti surat Al-Qashash ayat 7 Dan 12:“dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, hendaklah engkau susui dia…” ( QS. Al-Qashash (28):7)
Kami telah mencegah Musa terhadap ibu susu-susu (yang mau) menyusuinya sebelum itu dan berkatalah saudara perempuannya: ‘maukah aku tunjukkan kepadamu ahli rumah yang akan mengasuhnya untuk kamu, sedang mereka adalah orang-orang yang berlaku baik kepadanya?” (QS.Al-Qashash (28):12).

Ayat-ayat tersebut di atas memberikan isyarat bahwa para ibu hendaknya menyusui bayinya sendiri karena air susu ibu kandung berperan ganda bagi bayinya. Peran ini tidak dapat digantikan oleh orang lain, apalagi oleh susu bubuk atau susu PASI. Selain itu dengan menyusui sendiri, anak dapat merasakan kehangatan dan kasih sayang ibu kandungnya. Kehangatan dan kasih sayang ibunya ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental anak. Bayi yang menyusu tidak hanya butuh kenyang perutnya, tetapi juga sangat ingin merasakan curahan kasih sayang, kemesraan, dan kedekatan hati dengan ibunya. Hal ini tidak dapat diberikan oleh orang lain, apalagi dengan susu bubuk. Walaupun teknologi modern telah berusaha membuat susu bubuk dengan kualitas gizi yang setaraf dengan ASI, fungsi kejiwaan ibu menyusui bayinya tidak dapatdigantikan oleh gizi yang tinggi pada susu bubuk tersebut.

Walaupun teknologi modern telah berusaha membuat susu bubuk dengan kualitas gizi yang setaraf dengan air susu ibu, fungsi kejiwaan ibu menyusui bayinya tidak dapat digantikan oleh gizi yang tinggi pada susu bubuk tersebut. Hal ini perlu diperhatikan oleh para ibu. Dewasa ini banyak wanita terpedaya oleh gemilangnya karir, lalu mengabaikan tugas menyusui bayinya. Mereka perlakukan bayinya laksana boneka. Selama perut bayi terisi, selesailah sudah tugasnya, sedangkan kebutuhan rohani bayi tidak perlu diperhatikan. Mereka berikan perhatian itu kelak kalau bayinya sudah besar. Anggapan ini sungguh berbahaya bagi perkembangan mental bayi, karena kelak anak akan merasa terasing dari ibu dan keluarganya sendiri. Para ibu kandung tidak seharusnya menganggap masalah menyusui sebagai suatu hal yang membebani dirinya. Ia seharusnya menyadari bahwa tugas menyusui merupakan fitrah seorang ibu.

ASI dalam hadist

Dalam hadist di terangkan bahwa ASI merupakan minuman yang sangat dibutuhkan oleh seorang bayi. Di dalam hadist dijelaskan batas fase penyusuan bayi dan ada pula hadist yang menjelaskan pengaruh penyusuan atas bayi.

  • Nabi saw. membatasi fase penyusuan hanya selama dua tahun pertama usia bayi, sebagai sabda Nabi saw: “tidak ada (konsekuensi hukum) penyusuan kecuali yang terjadi dalam usia dua tahun”[HR. Malik]

Batasan tersebut adalah batasan ideal waktu pemberian susu yang normal. Penelitian medis mutakhir membuktikan adanya hubungan kuat antara penyusuan pada usia dua tahun pertama bayi dengan kesempurnaan sistem kekebalan tubuh bayi. Dari penyusuan itu juga diperoleh antibodi untuk melawan penyakit (kekebalan terhadap berbagai macam penyakit). Semua itu dikarenakan adanya penurunan sebagai gen kekebalan dari ibu susuan kepada bayi yang menyusu dan bersatunya gen kekebalan ke dalam mata rantai gen di dalam sel. Bayi yang menyusu mendapatkan sistem kekebalan ini dalam bentuk antibodi yang menurun kepadanya melalui susu ibu susuan yakni ASI, yang tidak mungkin didapatkan dari susu pabrik. Setelah berumur dua tahun tubuh bayi tersebut dapat menghasilkan sendiri antibodi khusus sendiri.

  • Imam Abu Dawud melansir dalam sunah-nya, dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohuanhu tuturnya : لارضاع إلا ما شد العظم وأنبت اللحم “Tidaklah dikatakan persusuan kecuali apa-apa yang menguatkan tulang dan menumbuhkan daging.”[HR. Abu Dawud].

Penegasan hadist diatas menunjukkan bahwa ASI sangatlah penting karena ASI memiliki kandungan yang sangat penting untuk menguatkan tulang dan pertumbuhan daging.

Dalam studi medis diketahui ASI memiliki beberapa kandungan yang sangat dibutuhakan seorang Bayi. Berikut merupakan kandungan yang terdapat pada ASI:

  1. Kolostrum, cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal bayi baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar.
  2. Protein, protein dalam ASI terdiri dari casein (yang sulit dicerna) dan whey (yang mudah dicerna). Berkebalikan dengan susu sapi, protein dalam ASI lebih banyak mengandung whey dari pada casein sehingga protein dalam ASI lebih mudah dicerna.
  3. Lemak, lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Penelitian Osborn membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI, lebih banyak menderita penyakit jantung koroner di usia muda.
  4. Laktosa, merupakan karbohidrat utama pada ASI, fungsinya sebagai sumber energi. Fungsi lainnya meningkatkan absorbs kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidius.
  5. Vitamin A, vitamin A ada dengan konsentrasi berkisar 200 IU/dl.
  6. Zat Besi, walaupun zat besi yang terkandung di dalam ASI hanya sedikit, bayi yang mengkonsumsi ASI jarang kekurangan zat besi (anemia), hal ini dikarenakan zat besi dalam ASI lebih mudah di serap.
  7. Taurin, berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotrans mitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi.
  8. Laktobasilus, berfungsi menghambat pertumbuhan microorganism seperti bakteri E-Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi
  9. Laktoferin, bermanfaat menghambat bakteri stafilokokus dan jamur kandida.
  10. Lisozim, Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden karies dentis dan maloklusi (kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot ).
Di lain hal, soepardi soedibyo dalam penjelasannya, mengatakan akan pentingnya zat asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam arakhidoat (ARA) pada bayi. Menurutnya, za DHA-ARA sangat diperlukan dalam proses perkembangan kecerdasan bayi, baik ketika masih didalam kandungan maupun setelah lahir.Kandungan DHA dan ARA telah teruji secara klinis membantu perkembangan otak dan meningkatkan ketajaman penglihatan. “Ketika sebelum lahir, suplai zat ini diberikan oleh ibu melalui plasenta, sedangkan setelah lahir diberikan melalui Air Susu Ibu atau ASI,” ungkapnya. Sehingga ASI merupakan satu hal yang penting bagi bayi. Menurutnya, bayi yang mendapatkan ASI, tingkat IQ atau kecerdasannya baik.Kematangan sistem imun pada bayi yang diberikan ASI juga lebih baik daripada formula biasa. “Sebab, kandugan DHA-ASA terdapat pada ASI, bukan pada susu sapi,”terangnya. Pengaruh ASI bagi psikologi bayi Menyusui bukanlah sekadar aktivitas pemberian makanan, namun juga merupakan aktivitas pertukaran perasaan dan penguatan roh (jiwa). Bayi kala menyusu akan mendengar suara detak jantung ibunya, dan ia akan mendapatkan ketenangan. Yang demikian ini amat baik dampaknya bagi fisik dan psikis bayi. Para psikologi berkeyakinan bahwa ASI memelihara kesenangan dan kegembiraan bayi, bahkan dapat memberikan pengaruh positif bagi akhlak anak. Adapun Keunggulan Air Susu Ibu (ASI) sebagai berikut:

  1. ASI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi bayi pada usia antara 4-6 bulan pertama dalam kehidupannya. ASI juga cepat dan mudah dicerna.
  2. ASI mengandung protein dan lemak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
  3. Laktosa yang terkandung dalam ASI lebih banyak daripada yang terkandung dalam seluruh susu lainnya. Laktosa adalah sesuatu yang amat dibutuhkan oleh bayi manusia.
  4. Vitamin yang terkandung dalam ASI sudah memadahi, oleh karena itu bayi tidak membutuhkan vitamin tambahan ataupun air buah.
  5. Zat besi yang terkandung dalam ASI cukup bagi bayi. Walaupun jumlahnya tidak besar, akan tetapi zat besi dalam ASI dapat dicerna dengan sangat baik oleh usus bayi.
  6. ASI mengandung air yang cukup bagi bayi, walaupun dalam cuaca yang panas.
  7. Kandungan garam, kalsium, dan fosfat dalam ASI cukup dan seimbang.
  8. ASI mengandung enzim, khususnya lipase yang mencerna lemak.
  9. Bayi yang mendapatkan makanan dari ASI memiliki risiko yang lebih kecil untuk terserang penyakit infeksi. ASI mengandung antibodi yang melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi, seperti : infeksi tympanum, infeksi darah, dan meningtis.
  10. ASI merupakan faktor penjagaan yang terpenting dari dua “mesin pembunuh” yang utama bagi bayi dan anak-anak, yaitu diare dan infeksi akut pada sistem pernapasan.
  11. Pemberian ASI kepada anak (bayi) yang sedang sakit akan mempercepat kesembuhannya.
  12. ASI selalu tersedia dan tidak memerlukan persiapan untuk membuatnya.
  13. ASI tidak rusak ataupun basi, walaupun bayi beberapa hari tidak mengonsumsinya.
  14. Menyusui menciptakan hubungan psikologis yang dalam dan kuat antara bayi dan ibu. Aktivitas tersebut menghadirkan hubungan cinta di antara mereka. Kedekatan fisik dan psikologis antara bayi dan ibunya di saat-saat dan hari-hari pertama kehidupannya, merupakan bekal baginya dalam meraih kesuksesan di masa mendatang.
  15. Bayi yang mengonsumsi ASI sangat cepat meraih kesempurnaan penglihatan, kemampuan berbicara dan berjalan. Demikian pula, ia di masa mendatang akan memiliki keseimbangan psikologis yang baik.
  16. Isapan pada payudara oleh bayi segera setelah kelahiran merangsang produksi oxytocin serta menyebabkan kontraksi rahim, dan ini mengurai pendarahan pada ibu.
  17. Individu yang di masa kecilnya mengonsumsi ASI, memiliki kondisi psikologis yang seimbang ketika balig dan dewasa.

Hal tersebut menunjukkan bahwa alquran dan Hadis telah jauh mendahului studi-studi medis dengan petunjuk-petunjuk yang telah dilontarkan pada 1.400 tahun silam. Pada masa dimana tidak ada seorang pun yang mengetahui data-data tersebut, Alquran dan sunah Nabi saw. Telah membuktikannya.

Daftar Pustaka
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. 2008. Fathul Baari Penjelasan Kitab Shahih Al-Bukhari. Jakarta: Pustaka
Azzam An-Najjar, Zaghlul. 2011. Sains dalam Hadis Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadis Nabi. Jakarta : Amzah
Patiha, Titi. 2008. Mendidik Anak Cerdas Sejak dalam Kandungan. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran
Mikhbar, Sima. 2009. Panduan Ibu Muslim: Panduan Islami dari Sebelum Hamil Sampai Merawat Anak Setelah Melahirkan. Jakarta: Zahra
Http://tholib,wordpress.com/2007/08/09/asi-air-susu-ibu-1/
Http://www.lusa.web.id/komposisi-gizi-dalam-asi/

0 komentar:

Posting Komentar